Konflik sosial sering menjadi bayang-bayang setiap proyek pembangunan di Indonesia. Mulai dari sengketa lahan, aksi demo, hingga penolakan warga, semua kerap muncul saat proses pengadaan tanah berjalan.
Kasubdit Pengembangan dan Penilaian Tanah, Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanian, Jatmiko ST MSC, menjelaskan bahwa SIA adalah proses sistematis untuk menganalisis dampak sosial dari proyek pembangunan.
āTujuan SIA bukan hanya memprediksi dampak negatif, tapi juga memastikan manfaat sosial bisa dirasakan masyarakat,ā kata Jatmiko dalam forum Pusbang Berbincang.
Dengan kata lain, SIA membantu menilai bagaimana kehidupan masyarakat akan berubah setelah tanahnya dipakai untuk proyek, serta menyiapkan solusi sebelum masalah terjadi.
Cegah Konflik Sejak Awal
Selama ini, konflik kerap muncul karena masyarakat merasa tidak dilibatkan sejak awal. Ada yang menganggap ganti untung tidak sepadan, ada pula yang khawatir kehilangan mata pencaharian.
Lewat SIA, semua potensi masalah ini dipetakan. Mulai dari kebutuhan masyarakat terdampak, potensi hilangnya pekerjaan, hingga ancaman sosial lain yang mungkin muncul pasca proyek.
āKalau SIA dilakukan dengan benar, biaya proyek bisa ditekan karena tidak ada penolakan berkepanjangan,ā jelas Jatmiko.
Manfaat SIA bagi Warga
Selain menekan konflik, SIA juga membantu warga agar tidak sekadar menjadi penonton pembangunan. Hasil kajian ini bisa digunakan untuk memberi pelatihan, pendampingan, hingga modal usaha bagi mereka yang kehilangan pekerjaan akibat proyek.
Dengan begitu, ganti untung bukan sekadar uang, melainkan jembatan menuju kehidupan baru yang lebih baik.
Meski menjanjikan, penerapan SIA tidak mudah. Diperlukan regulasi yang jelas, partisipasi masyarakat, serta konsistensi pemerintah dalam mengawasi jalannya kajian.
Namun, jika diterapkan dengan serius, SIA bisa menjadi kunci pembangunan berkeadilan di Indonesia. Tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga membangun kepercayaan antara pemerintah dan rakyat.
Dengan adanya SIA, pengadaan tanah tidak lagi identik dengan konflik. Sebaliknya, ia bisa menjadi jalan menuju pembangunan yang lebih damai, cepat, dan menyejahterakan semua pihak.