BLITARĀ – Dapat Ganti Untung Miliaran, Banyak Warga Justru Menyesal: Uang Habis Buat Mobil dan Jalan-jalan
Program pengadaan tanah dengan skema ganti untung memang membuat banyak warga mendadak kaya. Uang kompensasi yang diterima bisa mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Kaya Mendadak, Habis Mendadak
Kasubdit Pengembangan dan Penilaian Tanah, Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanian, Jatmiko ST MSC, menegaskan bahwa fenomena ini nyata.
āBanyak warga yang tiba-tiba dapat uang besar, langsung beli mobil, motor, bahkan umrah. Begitu uang habis, baru terasa susahnya,ā ujar Jatmiko dalam forum Pusbang Berbincang.
Ia mengingatkan, kompensasi ganti untung seharusnya bisa jadi modal produktif untuk kehidupan baru, bukan sekadar untuk foya-foya sesaat.
Risiko Sosial yang Terabaikan
Fenomena konsumtif ini menunjukkan adanya risiko sosial yang belum terkelola dengan baik dalam pengadaan tanah. Ketika masyarakat tidak siap, uang besar justru membawa masalah baru.
āKalau uang habis, sementara pekerjaan hilang, itu akan menimbulkan masalah sosial baru,ā tambahnya.
Inilah mengapa pemerintah kini menekankan perlunya kajian sosial atau Social Impact Assessment (SIA) dalam setiap proyek pengadaan tanah.
SIA Jadi Penjaga Masa Depan
SIA bukan hanya formalitas. Proses ini menilai dan memantau dampak sosial, agar masyarakat benar-benar bisa beradaptasi setelah kehilangan tanah atau pekerjaan.
Tujuannya jelas: uang ganti untung tidak habis sia-sia, melainkan bisa dikelola menjadi sumber penghidupan baru. Dengan demikian, pembangunan tidak meninggalkan luka sosial di kemudian hari.
Banyak kisah warga yang menyesal karena tidak bijak mengelola ganti untung bisa menjadi pelajaran berharga. Pemerintah, pengembang, maupun masyarakat sendiri harus sadar bahwa uang miliaran tidak menjamin masa depan jika tidak dikelola dengan benar.
Fenomena ini menjadi pengingat bahwa pembangunan tidak sekadar soal infrastruktur. Ada manusia, ada kehidupan, dan ada masa depan yang harus dijaga.