Selama ini pengadaan tanah dan pembangunan sering dianggap hanya soal ganti untung bagi warga. Padahal, dampak yang ditimbulkan bisa jauh lebih luas, mulai dari lingkungan, kesehatan, hingga kelestarian budaya.
Kasubdit Pengembangan dan Penilaian Tanah, Direktorat Penilaian Tanah dan Ekonomi Pertanian, Jatmiko ST MSC, mengingatkan bahwa proyek pembangunan sering membawa konsekuensi tak terduga.
Satwa yang Terusik, Buaya Jadi Sorotan
Dalam beberapa proyek, masyarakat lokal kehilangan akses terhadap hewan buruan yang menjadi bagian dari kehidupan mereka. Bahkan, ada kasus buaya yang habitatnya terganggu akibat pembangunan bendungan dan alih fungsi lahan.
āKetika ruang satwa berubah, akan ada interaksi baru yang bisa membahayakan. Ini juga bagian dari dampak sosial,ā jelas Jatmiko.
Warisan Budaya yang Hilang
Tidak hanya satwa, warisan budaya juga sering ikut terancam. Situs bersejarah, makam leluhur, hingga tradisi lokal bisa hilang ketika sebuah proyek berjalan tanpa kajian sosial yang matang.
Bagi masyarakat adat maupun warga lokal, kehilangan warisan budaya berarti kehilangan identitas. Hal ini bisa memicu penolakan keras hingga konflik berkepanjangan.
Ancaman Kesehatan Warga
Semua ini menunjukkan bahwa pengadaan tanah bukan sekadar urusan teknis, melainkan menyangkut kelangsungan hidup masyarakat secara menyeluruh.
Pentingnya Kajian Sosial
Karena itu, pemerintah menekankan perlunya Social Impact Assessment (SIA) dalam setiap proyek. Kajian ini menilai dampak secara menyeluruh, termasuk pada lingkungan, satwa, budaya, dan kesehatan masyarakat.
Pembangunan seharusnya tidak membuat masyarakat kehilangan jati diri atau terancam kesehatannya. Dengan kajian sosial yang matang, proyek besar bisa berjalan selaras dengan kelestarian alam dan budaya.